404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
9 Hal Penting Saat Cor Alumunium dan Alumunium Paduan - UD Cantenan

9 Hal Penting Saat Cor Alumunium dan Alumunium Paduan

Peleburan Aluminium dengan Aluminium paduan memerlukan teknik tertentu agar hasilnya maksimal. Jika dilakukan sembarangan, hasil cor alumunium akan jauh dari harapan. Tentu hal ini tidak kita inginkan. Para penggiat casting aluminium alloy di kota Jogja dan sekitarnya bisa menerapkan tips yang kami ambil dari website HAPLI ini.

Dengan proses pengecoran alumunium yang baik, diharapkan menghasilkan logam yang berkualitas. Sehingga bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembuatan wajan, aksesoris mobil, orderdil bus wisata dan sebagainya. Semoga bermanfaat.

Hal Penting Saat Cor Aluminium

Foto Pengecoran Alumunium

Aluminium dan Aluminium paduan dapat dilebur dengan baik, tanpa kontaminasi gas Hidrogen, bila pokok-pokok penting proses peleburan dikuti dengan tepat dan cermat. Disamping itu bahan baku yang bersih, tanpa pemuatan tambahan serta proses-proses yang mengaduk cairan (modifikasi, grainrefining), akan sangat mengurangi potensi kontaminasi gas tersebut.

Yang paling utama pada proses peleburan Aluminium/Aluminium paduan adalah: “PERHATIKAN DENGAN SAKSAMA POKOK-POKOK PENTING PROSES PELEBURAN”.

Pokok-pokok penting proses peleburan Al/Al paduan.

1. Pemanasan tidak lebih dari 770 oC. Diatas temperatur tersebut akan terjadi kontaminasi gas H2 yang besar sehingga menjadi porositas pada produk cor.

2. Gunakan selalu bahan baku dan alat-alat yang bersih dan kering. Al-ingot dari dari pabrik Aluminium sekunder bersertifikat hasil analisa merupakan pilihan terbaik pada proses ini. Untuk penggunaan bahan daur ulang maupun skrap, perhatikan kebersihannya (pasir cetak, oli, air, sampah dll).

3. Krusibel harus bebas retak dan bersih dari dari sisa-sisa cairan maupun kotoran lainnya sebelum proses dimulai. Sisa cairan yang umumnya berupa oksida akan mengakibatkan terbentuknya inklusi-inklusi keras didalam produk serta menjadi tempat gas-gas menempel atau terjebak. Sedangkan retak rambut sekalipun tidak tertembus cairan namun akibat tekanan yang tinggi diruang bakar (terutama pada tanur berbahan bakar minyak) akan dapat dilalui oleh gas-gas sisa pembakaran (khususnya H2) sehingga masuk kedalam cairan.

4. Bahan baku hanya dimuatkan kedalam krusibel yang telah panas. Demikian halnya peralatan, harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan.

5. Perhatikan bahwa Aluminium paduan bebas Cu dilarang dilebur menggunakan krusibel bekas Aluminium berpaduan Cu. Pada umumnya Cu akan mengendap didasar dan atau tersisa pada dinding krisibel sehingga selalu akan menaikkan kandungan Cu pada bahan hasil proses peleburan selanjutnya. Untuk kasus seperti diatas, sebaiknya sebelum melakukan proses peleburan Al paduan non Cu, terlebih dahulu dilakukan proses peleburan antara dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa dan endapan Cu dari dalam krusibel.

6. Kontrol temperatur setelah pencairan harus sangat diperhatikan serta serendah mungkin sehingga kontaminasi gas dapat ditekan. Holding temperatur dianjurkan hanya sedikit diatas suhu liquidusnya. Barulah menjelang proses penuangan, temperatur dinaikkan hingga temperatur tapping secepat mungkin.

7. Perbandingan ramuan antara ingot dengan bahan daur ulang yang baik adalah 40 : 60. Dengan catatan perbandingan dapat berbeda hanya dengan menambahkan persentase ingot. Perbandingan ramuan sebaiknya dipertahankan tetap, sebab perubahan yang sering dilakukan hanya akan menurunkan kualitas hasil peleburan.

8. Bila proses peleburan disertai dengan pembubuhan bahan aditiv (modifikasi, grain refining dll) perhatikan bahwa bahan-bahan tersebut harus kering (kelembaban maksimum 0.1%). Pengeringan dapat dilakukan dengan cara pemanasan awal baik didalam tungku pemanas ataupun memanfaatkan udara panas buangan dari tanur krusibel. Perlu diketahui, bahwa pada umumnya bahan-bahan tersebut bersifat higroskopis. Pada penyimpanan dalam waktu lama serta akibat dari kelembaban udara biasanya memiliki kelembaban 0.5% – 1%.

9. Permukaan cairan Aluminium selalu diselimuti oleh Al2O3. Selimut ini penting bagi pencegahan kontaminasi gas lainnya sehingga harus selalu dijaga utuh. Bila selimut ini rusak, akan segera terbentuk selimut baru sebagai hasil reaksi antara cairan Al dengan udara. Hasil sampingan dari reaksi tersebut adalah gas H2 yang masuk kedalam cairan. Disamping itu, mengingat berat jenis oksida aluminium mirip dengan Aluminium itu sendiri, maka pada saat rusak oksida ini dapat tenggelam dan menjadi inklusi.

Sumber : Hapli

Demikianlah artikel 9 Hal Penting Saat Cor Alumunium dan Alumunium Paduan. Terimakasih telah berkunjung di website UD Cantenan. Kami merupakan perusahaan jasa cor alumunium yang berkedudukan di Jogja. Untuk menghubungi kami silahkan kunjungi halaman kontak. Terimakasih.

6 thoughts on “9 Hal Penting Saat Cor Alumunium dan Alumunium Paduan

Leave a Reply